04 April 2020

Wabah


Awalnya tak ada yang menyangka dunia yang sudah sangat maju dan modern tak berkutik saat menemui pandemi. Wabah penyakit mematikan yang disebabkan mahluk mikron bernama virus.

Yup, Coronavirus disease atau Covid19, memutarbalikan prasangka itu.
Muncul di akhir tahun 2019 lalu, banyak yang menyepelekan keberadaannya. Akibatnya dalam waktu beberapa bulan saja sudah lebih dari satu juta kasus di berbagai penjuru dunia. Sesuatu yang sangat sangat tidak terbayangkan oleh saya dan mungkin hampir semua orang di dunia.
Menurut update di https://www.worldometers.info/coronavirus/ per hari ini sudah 1,1 juta manusia terinfeksi.

tangkapan layar dari www.worldometers.info/coronavirus







Wabah mengerikan ini bukan adegan dalam film Hollywood ataupun kisah dalam novel fiksi.
Ini realita yang tengah dihadapi semua warga dunia. Mulai dari negara paling maju di ujung sana sampai kecamatan antah berantah di pelosok kecamatan Kota Bekasi sini.
Semua warganya menghadapi kekhawatiran yang serupa. Penyebarannya sangat cepat dan tidak pandang bulu, siapapun bisa kena.

Kondisi tidak biasa ini memang harus saya abadikan di blog, seperti yang tercetus saat bales balesan cuit di twitter sama uknee

Menuliskan di blog bukan bermaksud menjelaskan. Sudah banyak media yang lebih lengkap dan intens mengabarkan fakta fakta mengenai virus ini. Saya menuliskan ini agar bisa dibaca kembali nanti, saat virus dan wabah ini sudah lenyap dari muka bumi (optimis).
Semoga Allah menghendaki. Amin!

Kondisi kami sekeluarga pada pekan pertama April 2020 ini alhamdulillah baik.

Sekolah dan kantor diliburkan pemerintah sejak pekan kedua Maret. Artinya sudah dua pekan lebih kami mengkarantina diri sendiri di dalam rumah. Setiap hari anak anak bersekolah dari rumah, mengerjakan tugas-tugas sekolah online secara tidak mandiri alias masih harus dibantu orangtua.

Untungnya babehnya sama-sama di rumah, jadi meskipun ambunya stress masih ada teman untuk berbagi tugas. Saya dan suami keluar beberapa hari sekali untuk membeli sayuran dan memenuhi kebutuhan logistik lainnya. Setiap hari kami mengusahakan untuk berolahraga dan berjemur di bawah sinar matahari pagi, makan cukup, dan doping madu hitam jika badan terasa mulai kurang fit.

Saat ini kami memang tidak bisa memprediksikan apa yang akan terjadi nanti, semuanya masih terlihat buram. Setiap hari kami hanya bisa berusaha selalu berpikir positif dan banyak banyak berdoa supaya wabah ini segera berakhir.


Daftar Bacaan

No comments:

Post a Comment