05 April 2020

sanity-zer


Akhir tahun lalu saya kembali membuka twitter (yang sudah saya tinggalkan bertahun-tahun) dalam rangka memutuskan hubungan dengan Indihome. Tau sendiri kan kalo tanya tanya via telepon biasanya lama dan buang-buang pulsa sementara kalo mention di twitter biasanya langsung ditanggapi. And it works gaess, per 31 Desember saya sudah resmi tidak lagi berlangganan Indihome.

Dari situ saya jadi sering buka twitter lagi, karena ternyata lebih irit dibandingkan instagram (yaiyalaaah) Well, good! sesuai lah dengan misi ngirit saya di tahun 2020. 
Ketika buka twitter biasanya saya membaca info badminton, sepak bola lawas dan akun informatif seperti akun yang rutin menginformasikan ketinggian Kali Cikeas Cileungsi. Kalo akun berita saya pilih yang netral kaya tirto.id dan yang cepat seperti kumparan. Akun akun tendensius berbau bongpret langsung saya unfollow, sementara akun teman dan kenalan yang masih beraroma bongpret saya mute.  Aman.

Sejak Januari mulai baca coronavirus yang terjadi di Wuhan, China, namun hanya sekilas karena keburu kelelep berita banjir yang terjadi di Jawa Barat, DKI dan Banten yang cukup fenomenal.  

Bulan Februari, banjir datang lagi, berita coronavirus pun kembali terlupakan. Tapi sedikit demi sedikit mulai muncul berita-berita yang cukup mengkhawatirkan mengenai virus ini. Misalnya saja angka kasus di negara lain di luar China yang mulai merangkak naik. Terutama di Italia dan Iran.

Maret, boom! Kasus pertama muncul di Indonesia. Memang tidak mengherankan, ketika Indonesia masih zero case WHO dan negara asing sudah mewaspadai kemunculan virus ini di Indonesia. Sayangnya kewaspadaan serupa tidak terlihat di Indonesia sendiri… entah takabur entah santuy.

Selama bulan Maret saya cukup intens mengupdate akun twitter seputar coronavirus. Awalnya untuk menambah pengetahuan dan informasi, tetapi lama-lama setiap melihat update saya merasa sesak dan merasakan badan menghangat. Bukan lebay tapi itu salah satu ciri psikosomatik, gangguan fisik yang disebabkan kecemasan berlebih. Psikosomatik pun terjadi pada ibu, adik dan teman-teman dekat saya. Oke demi kesehatan jiwa raga saya pun mengurangi akses ke twitter…seperlunya saja.

Sejak pertengahan Maret, saya kembali memfokuskan diri ke kesehatan diri dan keluarga. Tidak terlalu fokus ke berita berita coronavirus namun tetap waspada. Cukup makan, minum dan istirahat, menambah porsi olahraga dan berjemur di bawah sinar matahari, tidak lupa selalu cuci tangan dan meminimalkan keluar rumah hanya untuk hal penting seperti berbelanja kebutuhan mingguan. (Setiap keluar selalu menggunakan masker)    

Ditengah kondisi seperti ini, salah satu hal yang menjadi ujian bagi orangtua adalah aktivitas school from home anak-anak yang cukup menguras energi. Media sosial pun menjadi media curhat hahaha.. dan pada pekan pertama April ini sepertinya saya sudah mulai oleng.. may day may day hahaha. Saat ini yang lebih dibutuhkan bukanlah hand sanitizer tapi sanity-zer alias bagaimana caranya tetap sane atau menjaga kewarasan. Misalnya dengan baca buku, main game dan nulis blog lagi kaya gini. Saya juga bersyukur punya grup kecil telegram berisi kawan kawan sepenangungan yang bisa meringankan beban dengan saling berbagi curhatan.. thanks ya prens I love you. Tak lupa suamiku baristaku partnerku ngurusin anak-anak setiap hari (harus disebut dong) 

Tetap semangat ya semuanya, tetap sabar, tetap sehat dan waras! Aamiin

Catatan:
bongpret : cebong dan kampret pendukung abadi dua kubu pilpres tahun 2019 yang tidak bisa move on

10 comments:

  1. aku tau kok bongpret itu apa.. wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siapa tahu nanti kalo dibaca 10 tahun lagi udah pada lupa hahaha

      Delete
  2. Dari semua sosmed, biasanya (anak blog) ujung2nya akan balik ke blog lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak nyangka juga masih banyak yang ngeblog, kirain udah pada beralih ke vlog

      Delete
  3. Setuju nih, penting bgt si sanity zer ini, ayo kita bikin sendiri sanity zer nya, gak bakalan ada yg jual soalnya hahaha

    ReplyDelete
  4. İ agree you. Being at home teach us how to care ourselves,our family.We learn how we lucky before covid.We can take deep breath,go to market,go to my mom .We learn how to spend time at home

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you for stopping by and leaving comment, Derya ;)
      We're gonna get through this 💪🏻

      Delete
  5. Atjeh Gayo bisa jadi sanity-zer gak ya

    ReplyDelete