18 January 2005

13 Januari 2005

4.000 Rumah Siap Dibangun untuk Korban

JAKARTA (Media): Hingga saat ini sudah sekitar 4.000 rumah siap disumbangkan untuk korban gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Nias.

Sumbangan tersebut berasal dari berbagai donatur yang kemudian akan disalurkan melalui Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB).

Sumbangan itu di antaranya berasal dari Real Estate Indonesia (REI) dan dari Komite Kemanusiaan Indonesia, masing-masing sebanyak 1.000 rumah. Selain itu, Bank Tabungan Negara juga akan memberikan sumbangan sebesar Rp1 miliar untuk biaya pembangunan rumah di lokasi bencana.

Menteri Perumahan Rakyat Yusuf Asy'ari, di Jakarta, Selasa (11/1), mengharapkan jumlah bantuan terus bertambah. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan rumah diperkirakan mencapai Rp3 triliun hingga Rp3,35 triliun. Dana itu untuk membangun sekitar 123 ribu unit rumah.

Rencana pembangunan perumahan di Aceh saat ini baru mencapai tahap pendataan dan pencarian lokasi. Lokasi pembangunan sendiri akan diatur berdasarkan tata ruang daerah. Praktiknya akan dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah serta Direktorat Jenderal Tata Ruang yang ada di Bappennas. "Setelah proses pendataan selesai, barulah dilakukan penawaran kepada para donatur," kata dia.

Bantuan perumahan ini merupakan hibah murni bagi korban tsunami yang benar-benar membutuhkan. Artinya, bantuan hanya akan diberikan kepada masyarakat yang benar-benar tidak mampu. Bagi korban yang tergolong lebih mampu, sifatnya dapat berupa kredit pinjaman biasa. "Kesemuanya itu tergantung pada kondisi dan tingkat kemampuan ekonomi masing-masing korban."

Nantinya, rumah yang akan dibangun bertipe 36 di atas tanah seluas 100 meter persegi. Pemerintah telah memiliki spesifikasi rumah yang akan dibangun, hasil kajian litbang Departemen Pekerjaan Umum di Bandung, yang diberi nama Risha (rumah instan sederhana sehat).

"Risha yang dihasilkan litbang PU merupakan rumah yang bersifat darurat. Namun, karena bersifat knockdown (bongkar pasang), Risha dapat dipindah di kemudian hari dan menjadi perumahan permanen," papar Yusuf.

Komitmen bantuan rumah juga datang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, yang akan membangun 500 hingga 1.000 rumah murah dan sederhana untuk korban bencana di Aceh. Pemprov Jatim bekerja sama dengan ITS dalam pembangunan rumah itu. Pihak ITS memaparkan, satu unit rumah sederhana yang akan dibangun tersebut dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 10 jam dan membutuhkan biaya sekitar Rp10 juta dengan ketahanan selama empat hingga lima tahun.

Universitas Gadjah Mada (UGM) juga menyampaikan komitmen mereka untuk mengembangkan rumah semipermanen dalam proses rehabilitasi permukiman pascatsunami. Rektor UGM Sofian Effendi mengatakan, secara teknis rumah akan dibangun dalam bentuk panggung dan layak digunakan untuk tiga sampai empat tahun ke depan. "Malah, berdasarkan hitungan masyarakat, umurnya bisa lebih dari 10 tahun," kata Sofian.

Edisi: 13 Januari 2005
Penulis: (Intan/FL/AU/E-1)
Halaman: 04-02
Rubrik: INDONESIA MENANGIS

(nama gue ditulis hehehe... tapi itu kesalahan teknis)

No comments:

Post a Comment