Beberapa waktu ini saya sedang benar benar sendirian karena suami sedang dinas ke luar pulau untuk waktu yang cukup lama. Anak anak? tentunya mereka ada di asrama. Pada saat yang bersamaan, telah tiba pula jadwal liburan solat saya (baca: sedang berhalangan solat alias haid). Tentu ini adalah waktu yang sangat tepat untuk....?
Marathon membaca semua buku (pake suara doraemon) 😁
Seperti biasa saya memilih membaca buku di ipusnas, karena disana banyak koleksi buku yang ingin dan belum sempat saya baca. Beberapa buku fisik yang sudah saya beli masih malas saya lanjutkan karena perkara font yang tidak nyaman di mata. Sementara di ipusnas saya bisa memperbesar ukuran font sampai jelas dan nyaman dibaca.. ya, mataku memang sudah sebolor itu teman teman 😵
Sebelum liburan solat saya sudah mulai meminjam beberapa buku juga sih, tapi intensitas membacanya tidak sebanyak kalo sedang libur. Oiya saya itu tipe pembaca beberapa buku sekaligus alias polygamist reader ya manteman... Kalau baca satu buku saja saya biasanya cepat bosan, jadi bacanya diselingi buku lain. Bukunya juga nggak tamat sesuai urutan pertama dibaca. Mana yang paling menariklah yang biasanya paling cepat tamat hehehe.
Dan tibalah saat saya menenggelamkan diri dengan buku buku ini...
Bacaan pertama yang saya pilih adalah novel fiksi yang kelihatannya ringan dan menarik untuk dibaca, judulnya Alin ; Montir, Berondong dan Teori Kualat.
Novel ini adalah satu dari empat seri novel gemblongers yang berjudul Alin, Diajeng, Mara, Ninuk. Mereka berempat adalah saudara sepupu yang tinggal di Semarang. Katanya sih baca seri ini bebas nggak ada urutannya. Seperti dugaan saya, novel ini memang ringan tapi ternyata tidak terlalu menarik buat saya. Baru setengah jalan saya sudah merasa tahu bakal seperti apa jalan ceritanya, jadi saya skip dulu lah. Yups saya berhenti di tengah jalan, memutuskan tidak meneruskan membaca dan langsung mengembalikan bukunya ke ipusnas.Lanjut browsing-browsing buku di ipusnas, saya menemukan buku yang judulnya Kundriw, sampulnya sebenarnya kurang menarik, pembacanya baru sedikit dan ulasannya juga hanya dua.
Tapi saya tetap buka, karena sepertinya muka yang ada di cover buku itu agak familiar. Benar saja, ternyata penulisnya itu lulusan fakultas yang sama dengan saya, seangkatan lagi, tapi beda jurusan. Pastinya saya juga agak-agak lupa orangnya seperti apa secara udah 20 tahunan hahaha. Saya hanya tidak mengira kalau ternyata dia ini sudah banyak menulis dan menerbitkan buku. Ini juga bisa saya ketahui dari isi bukunya yang menceritakan spot spot kehidupan dia. Buku ini saya baca habis dalam waktu beberapa jam saja karena ceritanya pendek-pendek dan cukup menarik. Menurut saya buku ini bisa kayaknya diterbitkan ulang dengan cover yang lebih menarik karena isinya lumayan bisa menginspirasi dan cocok buat yang sedang mengalami quarter life crisis . Setelah itu saya lanjutkan dengan skimming reading beberapa buku non fiksi terkait muslimah. Jujurly, saya baca-baca buku seperti ini utamanya bukan buat saya sendiri saja, tapi siapa tau ada yang isinya bagus dan bisa saya rekomendasikan untuk dibaca oleh anak-anak saya. Saya baca dua buku langsung, yang pertama Muslimah Produktif, isinya lumayan bagus dengan beberapa tips kehidupan bagi muslimah mulai dari kuliah sampai jadi ibu. Bisa banget mulai dibaca oleh adik-adik usia sma.
Buku satu lagi judulnya Cantiknya tuh Disini. Isinya juga lumayan buat dibaca sama anak gadisku tersayang yang mulai mulai suka nyoba-nyoba skin care dan make up. Ada penjelasan bahan bahan kosmetika dan cara penggunaannya, tips perawatan tubuh, tips berjilbab juga ada.