12 May 2007

sudah hampir tiga tahun berlalu,
aku masih belum bisa betah juga tinggal di kota panas nan nyaring ini
(kalo ga mau dibilang bising)

sangat berbeda dengan kota asal yang selalu kurindu..
disini (betawi) sepertinya semua orang berbicara dengan berteriak
seolah-olah takut tidak ada yang mendengar. mulai dari ibu-ibu,
kernet, pengamen, sampai bocah-bocah berisik yang kerap menggunakan
kosakata dewasa dalam pembicaraan mereka.

sebelum menginjakkan kaki di kota ini, ayahku memang pernah
mengingatkan "Jakarta itu sebenarnya perkampungan yang sangat besar,
jadi sebaiknya kau bersabar," katanya. Beliau paham, aku kadang tak
tahan dengan kesemrawutan, kebisingan dan berbagai hal rese lain yang
semuanya dimiliki setiap sudut kota ini..

Meskipun tempat tinggalku dulu bukanlah rumah yang luas atau mewah,
tetapi keasrian dan kesegarannya selalu memberikan rasa damai di
setiap awal hari.. dimulai dengan pagi yang dingin dan segar...
kemudian rutinitas menikmati gemericik air dan gerakan indah ikan koi
berwarna warni di kolam kecil di samping rumah sampai matahari mulai
muncul disertai kicauan burung pipit..

disana bukannya tak ada suara kendaraan seperti pagi di jakarta...
tapi kebisingannya tak separah disini. tak ada kopaja yang
kebut-kebutan, suara klakson bis P25 yang bikin jantung mau copot...
teriakan kasar kernet yang memaksa penumpang berhimpitan, pengamen
yang memaksa meminta uang setengah mengancam, anak-anak kecil yang
meneriakkan kata-kata kasar, suara knalpot bajaj disertai asap yang
mencekik tenggorokan, belum lagi panas menyengat yang selalu membuat
bajumu basah dibanjiri keringat.

di tempat asalku, suara dua kali klakson mobil tetangga yang minta
dibukakan gerbang saja sudah sangat mengganggu.. sementara di sini
pemilik rumah yang kusewa selalu membunyikan klakson tanpa henti
mungkin hingga belasan kali, ketika mobilnya akan masuk garasi. gila.

"yah..aku tidak menyukai Jakarta seperti aku tidak menyukai
(kebanyakan) orang dewasa... mau tidak mau harus kuhadapi setiap
hari."

1 comment:

  1. byk yg ga betah termasuk diriku yg notabene orang sinih. tapi di sinilah kita dengan semua keterikatannya. daripada di leuwueng... Alhamdulillah!!!!! itu yg seharusnya. jakarta ya jakarta, begitulah resikonya...atau ke pinggiran aja yg msh agak sejuksz, nabung dulu yah

    ReplyDelete