26 May 2007

selepas magrib produksi asam lambung memaksa otak-memerintahkan
kaki-menyusuri koridor remang-remang menuju kedai seberang.
udara lembab dan terpaan angin menemani temaram senja, saat bayangan
tinggi besar di dalam kedai tertangkap ujung mataku.
beberapa bulir keringat melekat di wajah kekenyangan miliknya.
sekonyong-konyong sosok tinggi besar itu bangkit dari kursi, menyapu
anak rambut yang tergerai di kening memperlihatkan sepasang mata sayu
tertuju ke arahku.
bibir dengan rokok terselip menggulirkan beberapa gumam bernada
retoris kepadaku.
sosok ini sempat menggemparkan, jika meminjam istilah hiperbola
seseorang : -mencetuskan histeria massa-
apapun itu, aku luput didalamnya.
Ia pula si biang keladi yang pernah menginisiasi keresahan intelektual
seorang perempuan-yang bukan aku.
toh, kutunggu beberapa jeda menunggu sesuatu timbul pada fisik maupun
jiwaku... kutungu... tak ada yang istimewa. pembicaraan ringan kami
sama seperti layaknya dua kawan lama biasa. jauh dari semua cerita
yang kudengar tentang dia.
.....
(kisah nyata, lebih dari setengah tahun lalu)

No comments:

Post a Comment