04 May 2006

menemui soulmate

12.20 WITA
untuk pertama kalinya saya mendarat di Syamsudin Noor.
alhamdulillah

wah wah, ternyata disana sudah ada ada senyum hangat yang menyambut penuh rindu :)

hmmmm.. miss you too,
so much!

setelah beberapa menit berjalan dari terminal Banjar Baru atau biasa disebut pal 6, akhirnya bisa juga kami menemukan hotel yang "layak".
well, dua hotel yang kami temui sebelumnya bikin ilfil dan memaksa kami terus berjalan menggendong ransel (pokoknya kita bedua kaya backpacker deh..)

15.20 WITA
check-in di hotel EFA dengan potongan harga lumayan, katanya sih karena saya ibu wartawan sekaligus pengantin baru hehehe... lumayan lumayan asik juga. kamar hotelnya juga bagus dan bersih, nggak jauh beda sama javana spa. rencananya setelah istirahat sebentar kita mau jalan-jalan liat kota Banjarmasin di petang hari, tapi apa boleh buat, rindu terlalu pekat. rencana pun tinggal rencana karena kami lupa (tidak sempat) untuk meninggalkan kamar, wohohoho....

10.30 WITA keesokan harinya : menuju Batulicin
perjalanan darat dengan bis kecil (sedikit lebih besar dari kopaja) ditempuh sekitar 6 jam!
capeknyaaa... untung ada tatapan teduh yang menghilangkan semua letih dan penat, cieee (hey hey... awas idungnya terbang!) kami melewati kota-kota seperti Pleihari, Jorong, Asamasam, Kintapura dan berhenti makan siang di Satui. Dari situ terus menuju Kota Pagatan dengan pemandangan pantai sepanjang perjalanan.
ongkos bis : Rp 40 ribu/orang
sebenernya bisa juga pake pesawat, tapi harus pesan beberapa hari sebelumnya itu pun belum tentu ada penerbangan. ongkos pesawat Batulicin-Banjarmasin Rp.285 ribu

ternyata, 6 jam perjalanan Banjarmasin-Batulicin belum seberapa
untuk mencapai estate (kebun, kantor, dan perumahan) di Sampanahan kami harus melalui jalan tak berujung memakai taxi , tepatnya mobil L-300 dengan ongkos Rp 45 ribu/orang.
Awalnya sih jalan yang kami lewati relatif bagus, rata dan juga sepi.. bukit kapur diselingi kebun sawit dan tambang batubara menjadi pemandangan yang mendominasi
tetapi di Magalau (di peta disebut Manggalo), 18 km menuju Sampanahan..eng ing eng... perjalanan off road pun dimulai! akibat hujan seharian, jalan berbatu berlumpur yang sudah jelek itu kondisinya semakin parah, serasa berguncang-guncang dalam lautan coklat deh... banyak genangan lumpur yang cukup dalam, banyak pula yang berbatu.
untung pak sopir cukup lihai, jadi mobilnya cuma sekali selip. tapi saya sempat juga merasakan jalan kaki di tanjakan, menembus gerimis di kegelapan dengan kaki penuh lumpur ketika di depan ada truk selip yang menghalangi jalan. suamiku lalu menghubungi beberapa security dengan radio panggilnya untuk menjemput kami

sekitar 00.20 WITA
voila.. sampe juga akhirnya di rumah sang suami.
waaaah, meski capek tapi seruuuuu..!

**

kupandang wajahnya yang pulas
kubayangkan perjalanannya menjemputku yang jauh lebih berat
500km menembus gerimis, melawan dingin malam, menahan pejam
melalui jalan hancur tak berujung hanya dengan motor trail dan jaket tipis
hasilnya, ia sempat mencicipi parit, beberapa kali keluar jalur dan hampir menabrak truk karena ngantuk. duuh.... seramnya untuk tak ada luka serius, cuma beberapa lecet saja.
terimakasih banyak sayang...
xoxoxoxoxo

oops..
tumben, kecupanku membuatnya membuka mata..
ia lalu tersenyum menatapku
dan... huaaaaa....
(sensor)

No comments:

Post a Comment