27 March 2005

malam senin

guyuran air dari langit merah gelap
menderas
menyayupkan adzan isya di surau sempit
membasahi sebagian banyak jaket dan celana panjang hitam
mengaliri selokanselokan pinggir jalan
sementara wajahku tak lepas dari senyum
menenteng makan malam dua porsi yang akan kulahap sendiri
sambil terus meresapi dinginnya kehidupan dijalani

No comments:

Post a Comment