29 October 2021

Marathon in Solitude

Beberapa waktu ini saya sedang benar benar sendirian karena suami sedang dinas ke luar pulau untuk waktu yang cukup lama. Anak anak? tentunya mereka ada di asrama.  Pada saat yang bersamaan, telah tiba pula jadwal liburan solat saya (baca: sedang berhalangan solat alias haid). Tentu ini adalah waktu yang sangat tepat untuk....?

Marathon membaca semua buku (pake suara doraemon) 😁

Seperti biasa saya memilih membaca buku di ipusnas, karena disana banyak koleksi buku yang ingin dan belum sempat saya baca. Beberapa buku fisik yang sudah saya beli masih malas saya lanjutkan karena perkara font yang tidak nyaman di mata. Sementara di ipusnas saya bisa memperbesar ukuran font sampai jelas dan nyaman dibaca.. ya, mataku memang sudah sebolor itu teman teman 😵

Sebelum liburan solat saya sudah mulai meminjam beberapa buku juga sih, tapi intensitas membacanya tidak sebanyak kalo sedang libur. Oiya saya itu tipe pembaca beberapa buku sekaligus alias polygamist reader ya manteman... Kalau baca satu buku saja saya biasanya cepat bosan, jadi bacanya diselingi buku lain.  Bukunya juga nggak tamat sesuai urutan pertama dibaca. Mana yang paling menariklah yang biasanya paling cepat tamat hehehe.

Dan tibalah saat saya menenggelamkan diri dengan buku buku ini...

Bacaan pertama yang saya pilih adalah novel fiksi yang kelihatannya ringan dan menarik untuk dibaca, judulnya Alin ; Montir, Berondong dan Teori Kualat. 

Novel ini adalah satu dari empat seri novel gemblongers yang berjudul Alin, Diajeng, Mara, Ninuk. Mereka berempat adalah saudara sepupu yang tinggal di Semarang. Katanya sih baca seri ini bebas nggak ada urutannya. Seperti dugaan saya, novel ini memang ringan tapi ternyata tidak terlalu menarik buat saya. Baru setengah jalan saya sudah merasa tahu bakal seperti apa jalan ceritanya, jadi saya skip dulu lah. Yups saya berhenti di tengah jalan, memutuskan tidak meneruskan membaca dan langsung mengembalikan bukunya ke ipusnas.


Lanjut browsing-browsing buku di ipusnas, saya menemukan buku yang judulnya Kundriw, sampulnya sebenarnya kurang menarik, pembacanya baru sedikit dan ulasannya juga hanya dua.


Tapi saya tetap  buka, karena sepertinya muka yang ada di cover buku itu agak familiar. Benar saja,  ternyata penulisnya itu lulusan fakultas yang sama dengan saya, seangkatan lagi, tapi beda jurusan. Pastinya saya juga agak-agak lupa orangnya seperti apa secara udah 20 tahunan hahaha.  Saya hanya tidak mengira kalau ternyata dia ini sudah banyak menulis dan menerbitkan buku. Ini juga bisa saya ketahui dari isi bukunya yang menceritakan spot spot kehidupan dia. Buku ini saya baca habis dalam waktu beberapa jam saja karena ceritanya pendek-pendek dan cukup menarik. Menurut saya buku ini bisa kayaknya diterbitkan ulang dengan cover yang lebih menarik karena isinya lumayan bisa menginspirasi dan cocok buat yang sedang mengalami quarter life crisis . 

Setelah itu saya lanjutkan dengan skimming reading beberapa buku non fiksi terkait muslimah. Jujurly, saya baca-baca buku seperti ini utamanya bukan buat saya sendiri saja, tapi siapa tau ada yang isinya bagus dan bisa saya rekomendasikan untuk dibaca oleh anak-anak saya. Saya baca dua buku langsung, yang pertama Muslimah Produktif, isinya lumayan bagus dengan beberapa tips kehidupan bagi muslimah mulai dari kuliah sampai jadi ibu. Bisa banget mulai dibaca oleh adik-adik usia sma.  

Buku satu lagi judulnya Cantiknya tuh Disini. Isinya juga lumayan buat dibaca sama anak gadisku tersayang yang mulai mulai suka nyoba-nyoba skin care dan make up. Ada penjelasan bahan bahan kosmetika dan cara penggunaannya, tips perawatan tubuh, tips berjilbab juga ada. 


Next, saya baca buku mix fiksi dan non fiksi sekaligus. Yang non fiksi sustaination mengenai zero waste life style.. Isinya bagus, inspiratif dan memperkaya pengetahuan. Sangat saya rekomendasikan buat semua kalangan. Ayo dibaca ya.
 
Saya baca buku ini dibarengi novel seri gemblongers lagi, yup satu seri sama Alin yang nggak saya tamatin itu. Menurut ulasan yang udah baca, buku yang  judulnya Diajeng ini recomended,  saya coba aja baca. Ceritanya lumayan lebih menarik dibandingkan Alin, jalan ceritanya tidak terlalu monoton. Saya baca novel ini sampai tamat, alhamdulillah ya.  

Tapi baca buku ini sampai tamat membuat saya tidak tertarik membaca dua buku lainnya, karena di akhir ceritanya ada sopiler semua bukunya.. termasuk cerita lain yang belum saya baca, Mara dan Ninuk. Dari sopiler itu saya sudah bisa membayangkan seperti apa jalan cerita dua buku lain. Menurut saya ceritanya terlalu dipaksakan dengan (happy) ending yang sama semua, dahla nggak seru lagi lebih baik baca buku lain saja.


Lalu saya ketemu buku Teman tapi Menikah Ayudia Bing Slamet dan Ditto. Dulu sempat tau juga tentang cerita mereka dari talkshow Sarah Sechan. Waktu itu saya juga pernah buka-buka instagram mereka berdua. Buku ini saya baca sampai tamat, isinya cukup manis dan cute. Saya baca bukunya sambil mikir,  bisa ya orang gonta ganti pacar sesering itu, sungguh sangat tidak relate dengan saya yang dulu nggak pernah pacaran err kecuali sama calon suami.. 
Ya iyalah pergaulannya juga beda kali hehehe.  Saya baca dua bukunya langsung tamat sambil ditemani hujan dan kopi hitam panas. Mood nya beneran bikin kangen berat suami dan anak-anak huks huks... I miss you all gengss. Kangen bangat peluk peluk kalian bertiga kesayangankuu 🤗🤗🤗



Ternyata lumayan banyak juga ya, ini semua saya baca dalam waktu tiga hari sambil diselingi nonton Bulutangkis Denmark Open dan French Open. Lumayan, penyegaran visual banget liat atlet muda yang keren-keren dan kinyis kinyis setelah berkutat dengan huruf huruf terus hahaha.  

Eh, sebenernya ada satu buku lagi yang lagi dibaca, judulnya Catatan Harian Anak Pesantren, ini saya baca soalnya anak-anak saya juga tinggal di asrama jadi agak-agak relate lah kondisi dan permasalahan yang terjadi. Buku ini belum selesai saya baca, sepertinya mau saya barengi dengan satu buku lagi yang judulnya Journal of Gratitude.. Hihihi.. Terus weeeh, nggak tamat-tamat. 
Yaa.. Begitulah diriku kalo lagi marathon hahahaha.. Yuk ah, permisi saya mau nerusin baca dulu ya.

16 October 2021

Hujan

Aku suka
kesegarannya, aromanya, dinginnya
dan yang terpenting, hujan memberikan sepercik rasa tenang buatku.
Saat hujan aku terbebas dari kecemasan didatangi tiba-tiba oleh orang lain.
Semakin deras hujan, semakin aku merasa aman.

#introver
#petrikor
#aromahujan


15 October 2021

Nh. Dini : Tanah Baru, Tanah Air Kedua


Buku ini saya pilih secara random di aplikasi pinjam buku gratis ipusnas, saya tidak tahu dan tidak mencari sinopsis buku ini sebelumnya. Hanya berbekal rasa percaya akan pengalaman bahwa membaca tulisan Nh. Dini selalu bisa saya nikmati.

 

Tanah Baru Tanah Air Kedua mengisahkan perjuangan kehidupan seorang guru di daerah transmigrasi bernama Samirin (saya kadang silap membacanya menjadi Sarimin). Apa saja tantangan yang harus ia hadapi, bagaimana kondisi alam dan sosial disana, bagaimana keadaan daerah Kalimantan Selatan pada awal dibukanya lahan transmigrasi (mungkin sekitar tahun 1980 sekian), bagaimana kehidupan keluarganya. Selain itu juga diceritakan kekhasan etnis-etnis pendatang yang mendiami kawasan tersebut.  

 

Saya pernah mengunjungi beberapa tempat di Kalimantan Selatan sekitar tahun 2006 atau belasan tahun kemudian. Sambil membaca buku tersebut saya ikut membayangkan perjalanan saat melewati Banjarmasin, Pleihari, Banjar Baru, kotakota yang pernah saya singgahi. 

 

Dari buku ini tergambar kesulitan para transmigran perintis termasuk juga para guru yang didatangkan dari Pulau Jawa, dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Untuk mendapatkan sayur mayur mereka harus menanam sendiri benih dan bibit yang cukup sulit diperoleh disana.  Sebelum ditanami, lahan jatah mereka juga harus diolah terlebih dahulu karena kondisinya berbeda dengan tanah  di daerah asal, belum lagi jika mereka tidak beruntung mendapatkan lahan gambut yang sulit diolah. Benar-benar perjuangan. Bagi yang hobi berkebun, sepertinya membaca buku ini bisa meningkatkan semangat untuk menanam :)

 

Ini adalah karya mendiang Nh Dini kesekian yang saya baca, dan seperti biasa saya menikmati gaya penulisannya yang mengalir sederhana namun memberi makna dan meninggalkan kesan. Salah satu ciri sebuah buku berkesan untuk saya adalah munculnya rasa ingin tahu dan penasaran. Setelah membaca buku ini saya mengecek google map, ingin mengetahui bagaimana penampakan daerah-daerah yang diceritakan dalam kisah ini. 

 

Nh. Dini adalah penulis produktif yang memiliki cukup banyak karya yang dipublikasikan. Ini membuat saya tenang mengetahui banyak tulisan bagus lain karyanya yang bisa saya baca setelah ini.

 

13 October 2021

Sensitif

KONON umur dan berat badan adalah hal yang sensitif buat perempuan. 
Hmm mungkin saya kekecualian ya. Umur saya awal Oktober kemarin 41 tahun, rasanya nggak pernah saya rahasiakan sih. Kalo ada yang tanya ya jawab aja.. menurut saya pertanyaanya wajar aja dan nggak harmful. Dibilang udah tua, ya silahkan aja bilang gitu emang aslinya udah segitu kok. Buat saya umur yang banyak itu bukan aib sih tapi mungkin orang lain berpikir berbeda. 🤔

Sering nggak sih nemu postingan orang yang bilang jebakan umur. Oke trus kalo ketauan umurnya kenapa? saya juga nggak ngerasa terjerat atau terjebak.. biasa aja. Saya tuh malah seneng, bisa mengalami dan merasakan berbagai zaman, mulai dari yang analog sampe digital. Pernah dengerin musik pake kaset, cd, usb, mp3 player, sampe sekarang jamannya spotify. Udah gitu sempat pula ngerasain transisi alat komunikasi genggam mulai dari pager, hp, blackberry sampe smartphone. 

Berat badan pun sama. Kalo ada yg tau berapa berat badan saya, saya merasa biasa aja karena angkanya toh bukan password rahasia. Paling saya pernah kaget waktu bb melebihi kepala 6 dalam keadaan tidak hamil 😜 kalo nggak salah 62 atau 63 kg... lupa persisnya. Kenapa bisa seperti itu, sepertinya sih karena keseringan minum es kopi susu yang mengandung aren buatan suami yang enak banget hahaha.. Dari situ saya balik lagi ke kopi hitam karena nggak mau bb saya sama ma suami sementara tinggi kami berbeda 😅😅😅 Oiya sekarang berat badan stuck di 57 kg, mau banyak makan atau nggak makan tetep aja segitu, paling beda koma..begitulah seiring bertambahnya usia metabolisme tubuh juga jadi semakin lambat. 

Tapi jangan salah ada beberapa hal juga yang sensitif buat saya, biasanya sih terkait suara. Saya tidak nyaman mendengar suara orang dengan nada dan frekuensi tertentu, yang sayangnya cukup sering terdengar, padahal jaraknya cukup jauh lah... tapi entah kenapa bisa nembus juga 😪 Suara lain yang mengganggu adalah suara dangdutan, pengamen bersuara sumbang dan ondel ondel peminta-minta yang diperparah dengan sound system yang ngajelengeng haduh.. makasih deh kalo udah ketemu yang seperti itu meningan buru-buru aja saya menjauh. 

12 October 2021

Tantangan sulit

Setiap hari adalah tantangan buatku, tantangan untuk melawan ketidaknyamanan bertemu orang-orang yang membuatku terganggu , kemalasan menjawab pertanyaan klise atau pertanyaan yang aku sendiri tidak tahu harus jawab apa karena jawabannya sebenarnya sudah jelas (karena pertanyaannya pun hanya basa basi belaka)

Tantangan yang ingin selalu kulawan, tapi belum juga aku lawan.